WILLEM ISKANDER (1840-1876) adalah tokoh pendidikan dan sastrawan Mandailing. Salah satu cara yang ditempuh oleh Willem Iskander untuk memajukan orang Mandailing ketika itu adalah melalui seni-budaya (karya sastra) dan pendidikan. Sampai sekarang masih banyak orang Mandailing yang masih mengingat bahwa Willem Iskander kelahiran Pidoli Lombang (Mandailing Godang) ini, ayahnya adalah Raja Tinating sedangkan ibunya Si Anggur boru LubisBatang Gadis. Beliau pernah mengenyam pendidikan ”sekolah rendah” yang didirikan pemerintah kolonial Belanda di Panyabungan dan kemudian menjadi guru di situ. Karena beliau termasuk orang yang rajin mencari bisuk na peto sehingga membuatnya menjadi alak na bisuk, dan ia pun memperoleh kesempatan belajar (bea siswa) ke negeri Belanda untuk menambah ilmu pengetahuan. Setelah belajar di Negeri Kincir Angin itu, namun karena terus sakit-sakitan sehingga tidak dapat menyelesaikan pendidikannya, maka ia pun pulang ke kampung halaman. Beberapa tahun kemudian ia berhasil mendirikan ”sekolah guru” di Tano Bato untuk mewujudkan cita-cita mulia yang telah cukup lama diidamkannya yaitu mencerdaskan koum-sisolkot melalui pendidikan dan seni (sastra). Buah karyanya yaitu buku yang cukup dikenal masyarakat luas adalah Si Bulus-bulus Si Rumbuk-rumbuk. Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (1978), Presiden RI memberikan Hadiah Seni kepada beliau (sebagai penghargaan atas jasa atau prestasi yang luar biasa yang telah ditunjukkan dalam meningkatkan seni budaya Bangsa Indonesia) berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 23 Tahun 1976.